Thursday, March 1, 2012

Bangun adik ku sayang



Bangun sayang…
Kuingin katakan sayangku padamu bukanlah main main, cintaku padamu bukanlah bualan. Runtuh , nelangsa diri terasa kan binasa ketika kudengar engkau berganti arah. Kurasakan ritme yang berubah, aku rasakan riak tak bersahabat.

Bangun lah dik…
Ingin kau dengar batinku nelangsa dan meraung seribu kali, teriakkan namamu ditengah malam sunyi. Paut kan jemari dendangkan doa kepada Ilahi Rabbi, mohon luruskan jalan mu kini.

masih terbayang Tubuh kecil mu saat menangis disiang hari. Belai kasih kami sekeluarga hendak adik menjadi berguna. Kini adik berdiri dengan kedua kaki mengapa pergi lupakan ibunda lagi. Lupakan kakak yang sayang padamu tak terganti. Mengapa lembutmu juga terkikis pergi.

Jangan dik jangan … itu hanya fatamorgana yang sebentar kan hilang. Jangan dik jangan … itu hanya suara angin yang menidurkan mu sesaat dan sebentar kan berganti bara.

tapi aku takut dik... saat kau terbangun , engkau akan terbelalak dan berteriak nelangsa.  


(Saat sendiri hanya kata kata yang menemani. Bukanku hendak dikata pujangga , tapi ini adalah ungkapan hati yang nelangsa. Untukmu adik tersayang yang dulu kutimang2)

1 maret 2012
in Tilburg

No comments:

Post a Comment