Monday, October 22, 2012

Keledai yang tidak dungu

Ada sebuah cerita tentang seekor keledai dan seorang petani.
Sang petani tua yang sedang menggarap ladangnya mendadak terdiam dan berhenti menanamkan cangkulnya. Rupanya ia mendengar tangisan seekor keledai yang terjatuh kedalam sumur tua yang berada tidak jauh dari tempat ia menggarap ladang. Si keledai ketakutan dan meronta tiada henti.

Dalam hatinya si petani berkata, “Bagaimana bisa hewan ini terjatuh ke dalam sumur ? dan lalu, apa yang harus aku lakukan ?” Si petani pun berpikir. Dan akhirnya, ia memutuskan untuk membiarkan hewan malang itu terkubur didalamnya.
“Sumur ini sudah tua, begitupun aku, bagaimana mungkin aku menolong seekor keledai di saat seperti ini ? Keledai itu bisa saja memiliki berat tubuh yang lebih banyak dariku. Lagipula sumur ini memang sudah harus ditimbun karena berbahaya. Lubangnya bisa saja mencelakakan orang lain. Untungnya yang terjatuh hanyalah seekor keledai.”

Kemudian sang petani pergi dan memanggil para warga untuk membantu menimbun sumur tersebut. Beberapa warga setempatpun datang untuk membantunya. Mereka membawa cangkul dan mulai menggali tanah ke dalam sumur.
Alangkah terkejutnya si keledai saat itu. Ia menangis dan meronta lebih keras lagi. Ia ketakutan, dan belum mengerti atas apa yang terjadi dan apa yang sedang dilakukan orang-orang itu padanya.
Namun kemudian, rontaan si keledai pun seketika sunyi.
Semua warga dibuat bingung atas apa yang dilakukannya. Si petani tua melihat ke dalam sumur dan tercengang atas apa yang dilihatnya saat itu.

Dengan pintarnya, si keledai mengguncang-guncangkan badan saat timbunan tanah menimpa punggungnya. Ia membiarkan tanah itu terjatuh dan lalu menaikinya. Dan semakin banyak tanah yang dilemparkan padanya, ia pun semakin cepat melangkah naik. Segera saja, semua orang yang ada disekitarnya merasa kagum dan terpesona atas kepintaran yang dimiliki oleh si keledai.
Akhirnya ia pun berhasil meloncati tepian sumur dan pergi melarikan diri.

Kisah ini sungguh menjadi pembelajaran tersendiri bagi kita. Walaupun hanya seekor keledai, tapi dia mampu membuktikan bahwa ia bisa melakukan suatu hal yang lebih dari yang kita duga. Oleh karenanya, jangan pernah menganggap rendah sesuatu, sekecil apapun itu.

Kehidupan terus saja menuangkan hal-hal yang sulit kepadamu, layaknya tanah yang terus saja menimpa punggung si keledai. Tapi untuk keluar dari sumur itu adalah dengan mengguncangkan tumpukan tanah agar bisa menjadi pijakan bagi si keledai untuk bisa naik.

Begitupun anda, jadikannlah kesedihan dan masalah yang saat ini membebani anda sebagai pijakannya. Hati yang tulus menerima dan memberi, pikiran yang optimis dan senantiasa pantang menyerah, adalah kunci keberhasilan anda.
Dan ketika seseorang menjahatimu, biarkan dan tinggalkanlah seolah anda tidak pernah mengenalinya. Seperti dikisahkan sang keledai bergegas melarikan diri dan berusaha untuk tidak melihat siapa yang menyakitinya dan berlari agar tdak lagi terjerembab kedalam lubang yang sama.

Sumber : Google.

No comments:

Post a Comment